Cluster merupakan perumahan yang memiliki konsep tertutup
dengan hanya satu jalan keluar dan
masuk. Biasanya berlokasi di pinggir kota. Jumlah unit rumah di dalam cluster juga lebih
sedikit dibanding unit yang dibangun di komplek. Ukuran rumah
memungkinkan seluruh anggota keluarga berinteraksi secara aktif. Selain itu,
orangtua bisa mengawasi anak, saat ia melakukan kegiatan lain.
Kelebihan:
Keamanan terjamin karena diawasi oleh petugas keamanan dengan akses masuk hanya satu pintu. Setiap penghuni memiliki tanda pengenal khusus. Sementara
pengunjung atau tamu diminta identitas
diri. Sistem keamanan seperti ini juga memberi privasi bagi penghuninya
Tersedia fasilitas seperti pusat kebugaran, lapangan tenis,
kolam renang, taman bermain anak dan playgroup. Jika tidak ada dalam cluster
biasanya fasilitas tersebut ada di dalam satu site map, yang bisa digunakan
bersama.
Fasilitas kebersihan, listrik, dan pengairan sudah
disediakan oleh pengembang. Saluran drainase untuk menghindari banjir di musim hujan juga baik.
Anak-anak bisa leluasa bermain di halaman karena akses masuk
tamu terbatas, kendaraan yang berlalu lalang juga terbatas. Dengan demikian anak-anak memiliki kesempatan
bersosialisasi dengan teman-teman sekitar.
Kelemahan:
Interaksi sosial antara penguhuni masih sulit
dikembangkan, meski konsep perumahan tanpa pagar dan terbuka
memungkinkan satu sama lain mengenal dengan baik. Rupanya, kesibukan yang berbeda di antara penghuni,
membuat masing-masing tak memiliki kesempatan untuk bertegur-sama dan
kumpul-kumpul
sumber: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Tips/Keluarga/plus.minus.tinggal.di.cluster/001/005/1446/33/3
sumber: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Tips/Keluarga/plus.minus.tinggal.di.cluster/001/005/1446/33/3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar